ISMAIL : “waras dak sih kok bicara di depan Tokoh Nasional Alex Noerdin dan Dodi Reza seperti itu.”
Coganews.co.id | Muratara – Ada-ada saja Ulah Jurkam Paslon Syarif -Surian di banding Paslon Nomor Urut 1 dan 2.
Melalui H.Syarkowi Wijaya saat berorasi banyak menjelek-jelek kandidat lain di banding edukasi politik dan menyampaikan Visi dan Misi Paslonnya. Sebelumnya Sarkowi Wijaya pernah menyumpah Masyarakat Muratara barang siapa tidak memilih syarif berarti “Monyet”.
Letnan Purn TNI Ismail Halim mantan komandan koramil juga sebagai Tim penasehat Paslon Nomor Urut 1 H.Devi Suhartoni- H.Innayatullah (HDS-Tullah) menanggapi apa yang ada di Video Syarkowi yang beredar dengan durasi 2 menit 57 detik yang selalu menjelekan Paslon lain di banding mempromosikan kandidatnya.
“Menurut saya sdr Syarkowi Wijaya ini kurang perhatian publik seolah-olah terhebat pada disitu hadir senior politik “Masa ada tokoh Sumsel yang hadir mantan Gubernur H.Alex Noerdin juga anggota DPR RI Fraksi Golkar dikotori oleh kampanye yang menjelek- jelekan dimana penghargaan Syarkowi kepada pak Alex”
“Nak jadi bupati bukan sembarangan bukan joget-joget main tiktok, wa dengan cewek ,kalau Devi Suhartoni jadi bupati “Hancur”, Kata Syarkowi yang emosional di video tersebut.”
“Masalah tiktok adalah hal yang biasa tidak ada yang berlebihan sebab Tim Sepadan Nian HDS-Tullah selalu mengedukasi politik yang riang gembira, dan menandai bahwa HDS adalah sosok pemimpin yang santai dalam Pilkada yang ada di SUMSEL berkonsep digitalisasi yang saat ini perlu di kalangan masyarakat terutama Milenial, Syarkowi anda itu siapa apakah diri anda itu benar seharusnya anda koreksi dong diri anda sendiri.” Ungkapnya.
Viki Nugraha sebagai Pemuda Kabupaten Muratara juga angkat bicara sambil menanggapi isi video tersebut. Celoteh Syarkowi “…bahwa selama Jadi Wakil Bupati Devi Suhartoni hanya dua tahun berkantor,cuma hanya makan gaji buta,menikmati fasilitas rumah dll…..”, Raung Syarkowi sepihak dalam video tersebut.
Kami Masyarakat Muratara tidak perlu pemimpin hanya di kantor dan susah di temui dan hanya membentuk dinasti keluarga seperti Pak Syarif selama ini menjabat bupati, Pas mau Pilkada baru mencari masyarakat,menurut saya Pak HDS selama menjadi wakil Bupati itu menunjukan sebagai Pemimpin Panutan, kenapa ?pak Devi selalu ke Desa-desa menyapa masyarakat mendengar keluh kesah masyarakat serta berbaur dengan rakyat, maka terumus di dalam visi misinya yang pro rakyat ,siapa bilang pak Devi makan gaji buta, lihat hasil kerjanya seperti menjaga biota sungai menerap anti setrum itu berhasil.
Akan tetapi akhir-akhir ini anggaran untuk hal ini di stop oleh Bupati selaku pemegang kuasa ini ada apa? Sampai Viki saat di wawancarai hari ini minggu 22/11/2020.
Lanjut Viki.Pak HDS selalu welcome kepada masyarakat, rumah dinasnya selama ini terbuka lebar buat masyarakat untuk menemuinya,Jadi menurut saya apa yang di kata Syarkowi itu hanya ilusi saja sebaiknya ke psikiater atau beribadah untuk bersih hati yang iri. HDS orang kaya seorang pengusaha berhasil jadi kalau di bilang mau makan uang rakyat itu tidak mungkin menurut saya. Kata Viki.
Hafiz (38) Warga Kecamatan Rupit juga berkomentar. Sebenar kami masyarakat kecamatan Rupit tidak pernah mengakui Syarkowi itu sebagai tokoh panutan kami, beberapa tahun lalu syarkowi pernah pidato di mesjid di depan masyarakat Rupit mengatakan bahwa gaji TKS tidak pantas sebesar Rp.350 RB/Bulan buat beli soptex adek-adek TKS Idak cukup jadi kalau ada pemilihan bupati masyarakat jangan pilih lagi Syarif.
Tapi kemarin malah berkoar-koar mendukung Pak Syarif bagaimana kami mau percaya omongan sendiri bae (Saja) tidak bisa di pegang.
“Jadi saya mengajak masyarakat Rupit umumnya Masyarakat Muratara jangan mau percaya dengan omongan Syarkowi sebaik kita melakukan Perubahan untuk ganti Bupati pada Pilkada tahun ini coblos Jas Hitam Peci Putih Nomor urut 1 HDS-Tullah,” Tutupnya. (A2N)