Palembang | Selasa 22/07/2025 pukul 19.30 di kantor Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Ormas RAMPAS Sumatera Selatan, Verdy Zander, S.E. akhirnya berkata langsung di depan puluhan media, angkat bicara terkait laporan dugaan penipuan dan penggelapan dana sebesar Rp1,6 miliar yang dilayangkan ke Polda Sumsel dan menyeret nama baik adik kandung saya dan juga nama baik keluarga besar saya.
Verdy dengan tegas membantah tuduhan tersebut dengan menyebut adiknya justru merupakan korban ,brigadir andi pratama polres oki dari dugaan praktik percaloan dalam proses seleksi masuk casis bintara.
“Adik kandung saya memang dilaporkan di Polda sumsel, tapi adik kandung saya justru jadi korban penipuan juga. Bahkan saudara Andi Pratama, selaku oknum anggota Polri yang masih aktif, dan Lianto, mantan anggota Polri yang dipecat karena kasus yang sangat memalukan narkoba di Polres OKI, turut terlibat dalam proses ini. Kok mangapa mereka bisa melaporkan adik saya dengan masalah penggelapan ini membuat saya tidak senang sekali, seharusnya lapor kan pelaku utama miko napitupulu dan desy nataliya semua mengaku berkantor di istana presiden staf nya pak asep asisten 1 istana peesiden ,ini sangat menghina dan mencemarkan nama baik dia.dan juga harga diri saya selaku abang kandung dari ibu Futriana ( pingky )?” ujarnya.selama hidup adik saya mmg sudah cukup dikenal baik dan tdk ada masalah , ini sudah brrkomplotan pelaku dan oknum polres oki sengaja nenjatuhkan nama baik fitriana
Kasus ini berawal ketika keponakan Verdy mengikuti seleksi masuk Akpol. Dalam proses tersebut, muncul sosok bernama Miko, yang mengaku sebagai “orang istana” dan menjanjikan bisa meluluskan calon peserta lalu Rahmad yg dipaksa teman nya untuk dtg temui adik saya lalu memohon cacis yg nilai kecil mau coba ke miko mengaku staf pak asep asisten 1 istana presiden ,giliran tdk lolos ribut begini kan lucu .
“Andi dan Lianto datang ke rumah adik kandung saya karena mereka tahu keponakan saya juga ikut tes. Mereka kemudian betelponan dan melakukan video call dengan Miko di hadapan adik saya dan rahmad , Adik saya itu tidak pernah menawarkan ataupun menjanjikan apapun. Jadi dengan logika yang tidak masuk akal jika dia dianggap pelaku,” jelas Verdy.
Terkait dengan dana Rp1,6 miliar yang disebut dalam laporan, Verdy membantah dengan tegas dan keras. Ia menyebut bahwa uang itu dikembalikan langsung oleh adik kandung saya dan rahmad kepada Andi dan Lianto.sedang kan uang anak adik saya sepeser pun blm kembali , jd kami keluarga besar akan tuntut balik semua pencemaran ini .
INGAT …
“Uangnya sudah dikembalikan.ternyata masih saja Kalau adik saya dituduh melakukan penipuan, itu sangat tidak masuk akal. Justru mereka yang seharusnya diperiksa oknum kog pangkat brigadir berani main gini tiap tahun sdh jelas hasil semua dari casis ,” tegasnya.
Saya tidak tinggal diam, Verdy memastikan pihaknya telah melaporkan balik kasus ini ke Polda Metro Jaya, dengan membawa beberapa bukti lengkap. Ia juga menyebutkan nama Miko Napitupulu, yang diduga sebagai otak pencaloan dan juga mengaku sebagai Ketua Umum Nusantara serta staf Asisten I Kementerian Pertahanan.
“Kami sudah nembuat laporan resmi ke Polda Metro. Ini harus kembangkan secara langsung dan terang-terangan agar praktik kotornya dalam proses seleksi masuk Polri bisa dihentikan,” tegas Verdy.
Verdy juga menyoroti pernyataan saudara Brigadir Andi Pratama yang menyebut bahwa ada enam calon siswa (casis) yang tidak lulus. Hal ini, menurutnya, justru menguatkan dugaan adanya praktik percaloan para oknum2 polri .
“Kalau Andi itu menyebut 6 orang casis tidak lulus, lalu dia mengaku bisa membantu untuk masuk sdh lebih dari 6 orang bukankah itu sudah ciri-ciri calo? Ini yang perlu ditelusuri lebih dalam,” ujarnya.
Sebagai Ketua DPW RAMPAS Sumsel, Verdy menyatakan siap mengawal kasus suap atau pungli ini hingga ke pusat dan mengangkatnya ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) maupun langsung kepada Menhan Prabowo Subianto, sebagai simbol moral dari ormas yang dipimpinnya.
“Ormas kami, RAMPAS, adalah garda terdepan Pak Prabowo ingin transfaran Jika seperti ini tidak kita gubris sampai tuntas untuk kedepan pasti tambah merajarelah, untuk kedepan bakal ada oknum yang menjual nama institusi demi keuntungan pribadi.bapak kapolri Ini harus di hentikan jangan sampai permasalahan ini terulang di akan datang,”pungkas verdy zander SH.SE (niken)